Tren genderless fashion ini telah muncul di awal abad ke-20, akan tetapi tren ini mulai berkembang kembali sejak tahun 2021. Hadirnya genderless fashion semakin banyak diminati masyarakat. Kira-kira apasih genderless fashion itu? Untuk mengetahui lebih lanjut yuk simak artikel Elmodista kali ini hingga selesai!
Pada kehidupan masyarakat, peran gender terbentuk dari hasil konstruksi secara social, seperti cara perempuan harus bertindak serta berpakaian, dan begitu pula dengan laki-laki. Munculnya tren genderless fashion ini membuat Masyarakat memiliki kebebasan untuk mengekspresikan dirinya dalam berpakaian, tanpa dibatasi oleh gender tertentu. Stigma mengenai busana feminim dan maskulin sedikit bergeser, sehingga laki-laki maupun perempuan dapat mengenakan jenis pakaian apa pun.
Namun, istilah genderless fashion ini kurang tepat jika disederhanakan menjadi istilah unisex. Unisex sendiri hanya istilah untuk mewakili look pakaian yang dapat digunakan oleh laki-laki dan perempuan, karena secara potongan dan ukuran sengaja dibuat lurus dan oversized seperti pada produk t-shirt, kemeja flannel, maupun jogger pants.
Istilah ini sering salah dipahami sebagai unisex atau cross dressing, sebetulnya genderless fashion juga sering salah dipahami hanya sebagai pilihan pakaian untuk transgender atau nonbiner. Padahal, hal tersebut tentu tidak tepat. Genderless fashion adalah untuk semua orang yang ingin menggunakannya.
Inti dari genderless fashion dirancang secara lepas dari stereotipe warna atau bentuk yang selama ini menjadi bagian dari konstruksi masyarakat dalam memandang gender, memberikan konsumen kebebasan untuk memilih jenis pakaian yang ingin dikenakan. Siapapun bisa mengekspresikan fashion secara maskulin maupun menjadi feminine. Genderless fashion mendobrak paham lama jika pakaian hanya dapat mengekspresikan satu jenis gender.
Itu tadi sekilas tentang genderless fashion. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur kenyamanan ini menjadi hal utama dalam genderless fashion. Jadi, saat menggunakannya kita tidak merasa terpaksa ataupun tersiksa karena desain pakaiannya yang memang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh secara anatomi. Namun, yang yang membuat semakin bebas yaitu dalam hal pemilihan warna, motif, serta material yang digunakan.