DIGITAL FASHION DI INDONESIA

Digital fashion merujuk pada segala bentuk representasi busana dalam bentuk digital. Pembuatan produk digital fashion dirancang menggunakan software pembuat desain 3D (tiga dimensi) dan teknologi AR (augmented reality). Yang membedakan dari produk fashion konvensional adalah wujudnya yang tidak berbentuk fisik, namun berbentuk produk digital.

Meski digital fashion terdengar baru dan futuristik, nyatanya kita sudah cukup familier dengan produk-produknya. Salah satu yang paling familier adalah filter pada Snapchat dan Instagram yang memungkinkan kita bertransformasi sebagai sosok yang baru di media sosial. Dalam konteks digital fashion, filter memungkinkan penggunanya mengenakan aksesori yang tidak dimiliki di dunia nyata.

Selain filter, digital fashion sudah diperkenalkan melalui avatar. Avatar merupakan karakter virtual yang diwujudkan secara 3D dan dapat di personalisasi sesuai keinginan, seperti mengubah bentuk dan fitur fisik tubuh karakter sampai merancang busana yang dipakainya.

Gambar : Ilustrasi digital fashion

Kemunculan digital garments (busana digital) di awal tahun 2020 merupakan awal perkenalan digital fashion pada dunia akan keberadaannya sebagai busana yang dapat dipakai manusia.

Meski dianggap aneh dan tidak natural, digital fashion mampu bertahan bahkan berkembang. Hal ini dibuktikan dengan diselenggarakannya Metaverse Fashion Week pada 23 dan 24 Maret 2022 yang menghadirkan Dolce & Gabbana, Tommy Hilfiger, dan Charles & Keith dalam panggung runway digital.

Digital fashion semakin di lirik oleh peminat fashion dunia karena tiga hal. Yaitu, pertama, produk digital fashion tidak perlu menggunakan bahan baku tekstil sehingga dianggap lebih rendah limbah. Kedua, digital fashion memungkinkan desainer merancang busana dari material yang dianggap mustahil di dunia nyata. Ketiga, digital fashion lebih inklusif karena tidak membatasi ukuran tertentu pada busananya.

Melihat bagaimana digital fashion berpotensi sebagai solusi untuk industri fashion yang lebih ramah lingkungan, Indonesia sangat mungkin bersinar di bidang ini.

Seperti 1000 Aspirasi Indonesia Muda yang peduli akan perkuatan ekonomi dan pelestarian lingkungan Indonesia dan dunia, digital fashion diharapkan mampu membuka kesempatan kerja baru bagi warganya. Indonesia dapat memfasilitasi kerja sama antara brand/desainer lokal untuk dapat berkarya secara digital.

Bukan tidak mungkin jika 1 atau 2 tahun mendatang akan banyak project yang melibatkan desainer atau brand Indonesia, seperti desain skin  pada permainan ponsel dan PC, desain busana pada avatar di media sosial, atau kerja sama antara pemerintah dengan influencer melalui digital garment.

Gambar : Digital fashion

Jadi bagaimana pendapat kalian tentang Digital Fashion ini ?



LEAVE A COMMENT