Tapestri memiliki kesamaan dengan merajut. Media yang digunakan dalam kerajinan tersebut seperti benang, sabut kelapa, kain, kertas yang digulung kecil serta benda lain.
Jenis tapestri seperti karpet, atau hiasan dinding dengan bahan dasar serat. Bentuk yang dibuat bermacak-macam, mulai dari ditenun, diikat, dirajut dan proses yang lain.
Tapestri adalah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang dikerjakan dengan alat tenun vertikal yang dapat dilakukan di lantai. Jenis tenun yang dianyam secara vertikal disebut dengan lungsi, sedangkan yang dimasukkan atau dianyam secara horizontal disebut dengan pakan, pengertian tapestri berasal dari kata bahasa Perancis “Tapiesserie” yang artinya tapis yang hampir sama dengan penutup lantai.
Bahasa Yunani menyebutkan permadani, arti umumnya dari tapestri adalah tenunan yang dibuat dari benang-benang berwarna yang digunakan untuk penutup lantai, kemudian digunakan untuk penutup dinding atau hiasan dinding, atau permadani dinding.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan tapestri berupa benang sulam atau benang wol, serta jenis benang lainnya. Pada pembuatan tapestri dibutuhkan ketekunan, ketelitian dan kesabaran karena kerapian merupakan salah satu daya tarik karya seni tapestri ini.
Adapun alat pelengkapnya antara lain : Kayu Spanram (bentangan) berfungsi untuk mengaitkan benang lungsi dan jalinan pakan yang membentuk corak atau motif tenunan. Spanram dapat dibuat dengan bahan kayu yang salah satu sisi berhadapan diberikan paku berukuran 1 cm.
Stik es krim berfungsi untuk menggulung benang yang akan ditenun.
Batang kayu sumpit (jarum paku) adalah bentuk batang kayu yang menyerupai sumpit dengan bentuk yang agak besar dan ujungnya agak tumpul sebagai pengikat benang pakan yang berjalan untuk memudahkan memasukkan benang.
Gunting berfungsi untuk memotong sisa benang wol dan bahan-bahan yang tidak terpakai.
Sisir berfungsi untuk merapikan atau merapatkan benang-benang yang sudah ditenun sampai mendapatkan kerapatan yang baik.
