ECO PRINT

Gambar : Batik Eco Print

Batik Eco Print dapat dikategorikan ke dalam jenis batik yang dibuat dengan cara mereplika tumbuhan ke dalam kain untuk menciptakan warna serta pola motif yang menarik. Bagian tumbuhan yang digunakan untuk mewarnai kain batik inipun sangat beragam, bisa berupa dedaunan, bunga, batang, bahkan ranting. Kain batik eco print dibuat menggunakan unsur-unsur alami tanpa bahan sintetis atau kimia sehingga batik ini sangat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran air, tanah, atau udara.

Seperti halnya kain tradisional Indonesia yang dibuat dengan teknik tulis, teknik cap, teknik ikat celup maupun teknik membatik lainnya, kain batik eco print juga memiliki keistimewaan sendiri yaitu :

Tampilan motif batik yang dibuat dengan teknik eco print secara umum akan terkesan unik karena pola yang dihasilkan jadi tidak menentu

Motif kain batik eco print justru bersifat lebih eksklusif dan berbeda dari kebanyakan batik lainnya karena tidak ada yang menyamai.

Dengan corak dan nilai motif yang alami, produk batik eco print jugabernilai ekonomis cukup tinggi bahkan harganya hampir sama dengan batik tulis.

Alat dan Bahan Untuk Membuat Batik Eco Print

  • Kain polos berwarna putih sebagai bahan utama batik eco print. Beberapa bahan kain yang dimaksud antara lain berupa :
  1. Kain grey “bahan unfinish” yang tidak mengalami proses pemutihan sehingga warna alaminya masih tetap terjaga
  2. Kain tenun doby yang biasa disebut juga sebagai kain tenun timbul. Kain ini biasanya diperoleh dari kombinasi antara katun dan polyester
  3. Kain serat nanas yang memiliki tekstur lumayan kasar mirip seperti kain dobi
  4. Kain paris yang teksturnya lembut dan jatuh. Meski sepintas tampak tipis tapi dari segi kekuatannya kain paris tergolong cukup bagus digunakan sebagai bahan dasar batik.
  5. Kain mori berwarna putih polos yang memiliki ketebalan, kehalusan, dan kerapatan yang sempurna sehingga sangat sesuai jika digunakan untuk membatik
  6. Kain rayon hasil regenerasi serat selulosa yang sifatnya hampir menyerupai kapas tapi kekuatannya lebih rendah terutama terhadap zat alkali
  7. Kain sutra yang memili sifat sangat fleksibel, seratnya tidak mudah  robek,  lembut, dan halus serta nyaman di kulit.
  •  Kertas Koran sebagai alas lantai agar tidak kotor selama proses pembatikan berlangsung
  • Palu untuk memukul-mukul bahan kain dan mengeluarkan zat warna alami dari tanaman
  • Tawas untuk mordanting dan fiksasi kain batik
  • Daun, bunga, batang dan bagian tanaman lainnya yang masih segar sebagai bahan pewarna kain

Cara Membuat Batik Eco Print

Menyiapkan kain mori

Tahap paling awal yang harus dilakukan untuk membuat batik eco print yaitu mempersipakn kain mori. Gunakan kertas Koran sebagai alas agar lantai tidak kotor kemudian bentangkan kain diatasnya dan ratakan.

Mordanting kain mori

Proses pembuatan batik eco print harus diawali dengan pengolahan kain atau mordanting, yaitu merendam kain mori terlebih dahulu dengan menggunakan campuran tawas dan air selama satu jam. Selanjutnya kain mori dikeringkan di bawah sinar matahari.

Proses pencetakan

Kain mori yang sudah dikeringkan selanjutnya dapat diproses lebih lanjut dengan cara pencetakan. Mula-mula kain dibagi menjadi dua sisi simetris, satu sisi menjadi alas sementara sisi yang lain berfungsi seperti kaca. Setelah itu letakkan bagian dari tumbuhan yang mengandung pigmen warna diatas bahan kainnya. Jika ingin memunculkan efek cermin, lipat kain menutupi daun sehingga pola akan tampak pada bagian kain dibawah daun dan diatas daun. Jika ingin membuat motif di satu sisi gunakan potongan kain lain untuk menutupi daun sebelum dipukul agar pola terbentuk dengan baik.

Daun, bunga, batang, atau bagian tumbuhan lain yang sudah ditata sedemikian rupa pada bahan kain selanjutnya dipukul-pukul dengan menggunakan palu. Pukul-pukul bahan kain serta tanaman dengan menggunakan palu untuk mengeluarkan pigmen warna. Kekuatan dalam memukul harus dikontrol agar daun, bunga, batang, atau bagian tumbuhan lain tidak hancur. Semakin rata pukulan yang dilakukan maka warna yang dihasilkan akan semakin baik. Selesai dipukul-pukul kemudian kain tersebut dilipat menjadi bagian yang lebih kecil dengan tetap mempertahankan posisi daun agar tidak bergeser. Kain yang sudah terlipat diikat kencang dengan tali.

Mengukus kain mori

Pada tahap ini, kain yang sudah dilipat dan diikat harus dikukus selama setengah jam dengan suhu 100 derajat celcius. Panaskan steamer atau mesin pengukus diatas kompor dengan api sedang. Masukkan gulungan kain ke dalam mesin steamer kemudian kukus selama dua jam untuk memindahkan corak alami daun pada bahan kain. Setelah dikukus selama kurang lebih setengah jam, selanjutnya keluarkan gulungan kain dari mesin steamer lalu diamkan hingga benar-benag dingin.

Melepas ikatan kain

Lepaskan ikatan benang yang terdapat pada bahan kain dan lihat hasilnya. Dari proses pengukusan ini akan didapatkan motif batik yang tercetak pada bahan kain.

Friksasi kain batik

Proses friksasi dilakukan dengan merendam kain yang sudah dibatik dengan air campuran tawas selama kurang lebih satu setengah jam setelah itu kain dijemur dibawah terik matahari.

Mencuci kain batik

Sampai disini produk kain batik eco print sebenarnya sudah siap untuk digunakan. Tapi alangkah baiknya jika setelah semua tahapan selesai dilakukan anda mencuci kain batik eco print dan menjemurnya sampai kering. Kain tradisional batik yang sudah melalui proses friksasi bisa dicuci dengan air biasa. Proses pencucian tidak perlu menggunakan sabun cucian, cukup dengan air yang mengalir agar motif batiknya tetap terjaga dengan baik. Selesai melakukan pencucian, bahan kain batik eco print tinggal dikeringkan dengan cara di jemur.

Selamat mencoba 🙂 Kami tunggu hasil Eco Print-nya .



LEAVE A COMMENT